ASUHAN KEPERAWATAN BENIGNA PROSTATIC HYIPERPLASIA

LAPORAN PENDAHULUAN
BENIGNA PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

1. PENGERTIAN
BPH adalah pembesaran atau hipertrofi prostat
BPH adalah pertumbuhan berlebih dari sel-sel prostat yang tidak ganas
BPH adalah pertumbuhan dari sel-sel prostat yang tidak panas yang akan mendesak uretra
BPH adalah penambahan ukuran suatu jaringan prostat yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya
BPH adalah pertumbuhan kelenjar fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (price, 1992)

2. ETIOLOGI
Sebab dari BPH tidak diketahui secara pasti, tetapi hanya ada 2 faktor yang mempengatuhi terjadinya BPH yaitu testis dan usia lanjut.
Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkaan beberapa hipotesa yang diduga timbulnya BPH antaraa lain:
a. Hipotesis dihidrotesteron (DHT)
b. Ketidak seimbangan estrogen-testosteron
c. Interaksi stroma-epitel
d. Penurunan sel yang mati
e. Teori stem cell


3. WEB. OF CAUTION










4. TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh BPH disebut sebagai Syndroma Prostatisme,
Syndroma Prostatisme dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Gejala obstruksi
- Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai engan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli merupakan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.
- Intermitancy yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam mempertahankan tekanan intravesika sampai berakhirnya miksi.
- Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing
- Pancarab lemah; kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan diuretra.
- Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas.
b. Gejala iritasi
- Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan
- Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (Nocturbia) dan pada siang hari
- Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing

5. KOMPLIKASI
a. Retensi urine akut dan involunsi kontraksi kandung kemih
b. Refluks kandung kemih, hidroureter dan hidronefrosis
c. Gross hematuria dan ureneary tract infection (UTI)
d. Hernia dan hemoroid

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan ultrasonografi (TRUS-P)
b. Pemeriksaan CT-scan atau MRI
c. Pemeriksaan sitoskopi
d. Urinalisis dan serum PSA
e. Serum kreatinin dan BUN
f. Urodynamic
g. USG

7. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
a. Kateterisasi segera diperlukan jika pasien tidak mampu untuk BAK.
b. Manipulasi hormonal dengan antiadrogen untuk menurunkan ukuran prostat dan meningkatkan aliran urine.
c. Pembedahan
Indikasi pembedahan
Retensi urine akut.
Retensi urine kronis.
Residual urine lebih dari 100ml.
BPH dengan penyulit: Hydroneprosis, batu buli-buli, infeksi saluran kencing berulang, hematuria berat/berulang, hernia/hemoroid, menurunnya kualitas hidup, retensio urine, gangguan fungsi ginjal.
Terapi medikasentosa tidak berhasil
Sindroma prostatisme yang progresif
Flowmetri yang menunjukkan pola obstruktif, diantaranya:
Flow max kurang dari 10ml
Kurve berbentuk datar
Waktu miksi memanjang
Kontra indikasi pembedahan
IMA
CVA akut
Tujuan
Mengurangi gejala yang disertai dengan obstruksi leher buli-buli
Memperbaiki kualitas hidup
Jenis pembedahan
Trans uretral reseksi prostat
Dilakukan bila pembesaran pada lobus medial
Keuntungan:
- Lebih nyaman pada klien yang mengalami resiko tinggi pembedahan
- Takperlu insisi pembedahan
- Hospitalisasi dan penyembuhan pendek
Kekurangan/ kerugian:
- Jaringan prostat dapat tumbuh kembali
- Kemungkinan trauma uretha → strictura uretra
Perianal prostatectomy
Pembesaran prostat disertai buli-buli
Mengobati abses prostat yang tak respon terhadap terapi conservatif
Memperbaiki komplikasi: laserasi kapsul prostat
Retropubile atau Extravesicalprostatectomy
Prostat terlalu besar tetapi tak ada masalah dengan vesika urinari

Konsep keperawatan
BENIGNA PROSTATIC HIPERPLASIA (BPH)

1. PENGERTIAN
a. Data subjektif
Ditanyakan pada pasien meliputi serangan, frekuensi urinaria setiap hari berkemih pada malam hari, sering berkemih, perasaan tidak dapat mengosongkan vesika urinaria dan menurunkan pancaran urine
b. Data objektif
Demam
Nokturia
Inkontinensia
Retensi urine
Berkemih mendadak
c. Pemeriksaan
Dengan pemeriksaan colok dubur
Ultrasonografi (TRUS-P)
CT-scan/MRI
USG
Urinalisis

2. DIAGNOSA
a. Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi uretra
Tujuan: meningkatkan rasa nyaman
Kriteria hasil:
- Berkemih dengan jumlah yang cukup takteraba ditensi kandung kemih
- Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50ml, dengan tak adanya tetesan/ kelebihan aliran.
Intervensi
Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan
Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan kekuatan
Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih
Dorong masukan cairan sampai 3000ml sehari
Awasi tanda vital dengan ketat, observasi hipertensi, odema perifer/ dependen, perubahan mental. Timbang tiap hari, pertahankan pemasukan dan pengeluaran akurat
Lakukan pemasangan kateter
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional
Meminimalkan retensi urine disertai berlebihan pada kandung kemih
Berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan intervensi
Retensi urine meningkatkan tekanan dalam salutan perkemihan atas, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Peningkatan aliran cairan dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri
Kehilangan fungsi ginjal mengakibatkan penurunan eliminasi cairan dan akumulasi sisa toksik dan dapat berlanjut kepenurunan ginjal total
Menghilangkan retensi urine

b. Gangguan nyaman nyeri b/d distensi kandung kemih
Tujuan: memberikan keadaan yang nyaman
Kriteria hasil: nyeri hilang, tampak rileks, mampu untuk tidur
Intervensi
Pantau nyeri, perhatikan lokasi, intensitas lamanya
Lakukan pijatan punggung, membantu pasien melakukan posisi yang nyaman dan latihan nafas dalam
Lakukan pemasangan kateter
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian alalgesik
Rasional
Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan intervensi
Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
Pengaliran kandung kemih menurunkan tegangan dan kepekaan kelenjar.
Untuk mengurangi/ menghilangkan nyeri berat


c. Kekurangan volume cairan tubuh b/d pasca obstruksi diuresis dari drainase cepat kandung kemih
Tujuan: mengembalikan volume cairan tubuh
Kriteria hasil: mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi periver teraba, pengisian kapiler baik dan mukosa lembab.
Intervensi
Awasi keluaran dengan hati-hati tiap jam bila diindikasikan, perhatikan keluaran 100-200ml/jam
Bantu peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhan
Awasi tekanan darah, nadi dengan sering evaluasi
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan IV
Rasional
.
.
.
.

3. EVALUASI
Volume cairan tubuh seimbang
Mengeluarkan kencing adekuat tanpa urine residu
Nyeri berkurang/ hilang
Pasien mampu untuk tidur

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nursalam, Fransisca, 2006. Sistem perkemihan. Jakarta: salemba medika
Diane, Joann, 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
File://G:/Benign prostatic hyperplasia (BPH). Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) << File of Drs med-FK UR.htm
File://G:/waspadai pembesaran kelenjar prostat.fajar QIMI online.htm
File://G:/index.php.htm
Marilynn.E.Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Swearingen: 2000, Keperawatan Medikal Bedah. Edisi, 2 Jakarta: EGC


Format Asuhan Keperawatan Medical Bedah

Ruangan :
Pengkajian diambil :
1. Identitas
- Nama pasien : Tn. M Pendidikan : SD
- Umur : 65 th Pekerjaan : Swasta
- Jenis kelamin : L Alamat :
- Suku bangsa : Jawa Tgl MRS :
- Agama : Islam Dx medis : BPH

2. Riwayat keperawatan pasien
a. Keluhan utama
- Klien mengatakan tidak bisa kencing, kalau kencing keluar darah, terus terasa sakit dan nyeri didaerah pembedahan.
b. Riwayat keperawatan sekarang
- Klien berkata tiba-tiba ia tidak bisa kencing ketika berada dikamar mandi kemudian klien merasa nyeri pada daerah simpisis pubis dan ada benjolan didaerah scrotum sebelah kiri mulai pagi. Terjadi tekanan darah saat berada di UGD.
c. Riwayat kesehatan keluarga
- Didalam keluarga klien menurut istri klien mengatakan bahwa Tn.M penderita hipertensi.
d. Riwayat kesehatan dahulu
- Pasien mengatakan pernah mempunyai penyakit tipes

3. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola persepsi kesehatan, pemeliharaan kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Nafsu makan normal dan tidak ada gangguan/ kesulitan menelan
c. Pola eliminasi
Pasien terpasang kateter dalam eliminasi urine. BAB lancar
d. Pola aktifitas-latihan
Pasien dapat berjalan dengan bantuan keluaraga tetapi hanya sebatas kamar mandi saat BAB
e. Pola istirahat tidur
Pasien sering tidur untuk mengurangi sterss akibat nyeri
f. Pola kognitif-persepsi
Kelambatan perlambatan daya pikir

g. Pola konsep diri
Harga diri rendah akibat penyakit yang dialami ditandai dengan sukar untuk diajak bicara
h. Pola hubungan peran
Klien tidak dapat bekerja lagi karena penyanki yang dialami dan umur yang sudah tua.
i. Pola seksual-reproduksi
Pasien sudah tidak berhubungan coitus karena sudah tua tetapi pasien merasa nyaman apabila selalu didampingi isterinya
j. Pola penanganan sterss
Apabila pasien stress, pasien berusaha untuk bisa tidur
k. Pola keyakinan nilai-nilai
Pasien yakin bahwa dengan pengobatan dan perawatan yang dilakukan akan sembuh

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: cukup
b. Tanda-tanda vital: S: 36,5oC, T: 130/80 mmhg, N: 86x/menit, RR: 22x/menit
c. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala dan rambut
- Inspeksi:
• warna rambut hitam dan putih (uban)
• tidak ada ketombe
• tidak ada lesi
- Palpasi:
• Tidak ada nyeri tekan
• Tidak ada benjolan
Mata
- Inspeksi:
• Tidak anemis pada konjungtiva, pupil isokor
• Simetris
• Kornea keruh, reflek cahaya +,+
- Palpasi:
• Tidak ada nyeri tekan
• Tidak ada benjolan didaerah mata
Hidung
- Inspeksi:
• Simetris
• Tidak ada pernapasan cuping hidung
• Tidak ada secret atau polip
• Sedikit kotor
• Bulu rambut ada
- Palpasi:
• Tidak ada nyeri tekan
• Tidak ada benjolan
Telinga
- Inspeksi:
• Simetris
• Tidak ada mastoiditis atau othitis
• Ada sedikit serumen
• Sedikit kotor
- Palpasi:
• Tidak ada nyeri tekan pada kertilago dan mastoid
Mulut dan faring
- Inspeksi:
• Tidak ada stomatitis
• Gigi banyak yang tanggal
• Terdapat karies gigi
• Gigi dan lidah kotor
• Tidak sianosis
- Palpasi:
• Tidak ada nyeri tekan pada bibir

Leher
- Inspeksi:
• Simetris
• Tidak ada pembesaran kelenjat thiroid
- Palpasi:
• Tidak ada Goither/ struma kelenjar thoroid

d. Pemeriksaan intergumen (kulit)
- Inspeksi:
• Tidak ada hiperpigmentasi
• Warna sawo matang
- Palpasi:
• Turgor kulit normal
e. Pemeriksaan dada
- Inspeksi: simetris
- Palpasi:tidak ada nyeri tekan
- Auskiltasi:tidak ada ronki dan whizing
- Perkusi:suara sonor, suara redup (jantung)
f. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi: simetris, turgor kulit normal, ridak ada heperpigmentasi
- Palpasi:tidak ada nyeri tekan, tidak ada hepatomegali, tidak ada nyeri tekan apendik, tidak ada nyeri lie, tidak ada nyeri gaster.
- Auskiltasi:ada suara bising usus, peristaltik usus meningkat
- Perkusi:
• Lien → suara tympani
• Gaster → suara tympani
• Hepar → suara redup
g. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Inspeksi: terpasang kateter there way, rambut pubis tumbuh, pembesaran pada scrotum
- Palpasi:nyeri tekan pada scrotum, ada benjolan pada scrotum
h. Pemeriksaan muskulusskeletal
- Pergerakan sendi bebas
- Fraktur –
- Traksi/gips –
- Kelemahan otot –
- Ekstermitas –
i. Pemeriksaan neurologi
- GCS 4-5-6
- Kejang –
- Fungsi motorik → pasien mampu melakukan aktivitasnya dg bantuan keluarga
- Fungsi sensorik → reflek patela +, tendon achites +/+

5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaa diagnostik.
1. Laboratorium
Tes RESULT flag REFENCE
WBC
LYM
*MID
GRAN
RBC
HGB
HTC
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV 17,0 k/ul
2,1 12,4%L
1,3 7,5%
13,6 R3 80,1%G
5,05 M/uL
13,8 g/dL
44,3 %
87,8 FL
27,3 Pg
31,2 g/dL
16,5 %
353 k/uL
8,7 fL H


H






H 4,1 – 10,9 k/uL
0,6 – 4,1
0,0 – 1,8
2,0 – 7,8
4,20 – 6,30 M/uL
12,0 – 18,0 g/dL
37,0 – 51,0 %
80,0 – 97,0 fL
26,0 – 32,0 pg
31,0 – 36,0 g/dl
11,5 – 14,5 %
140 – 440 k/uL
0,0 – 99,8 fl
10,0 – 58,5 %L
0,1 – 24,0 %M
37,0 – 92,0 %g


ANALISA DATA

No. Data penunjang Kemungkinan penyebab Masalah
1. DS:
Klien mengatakan nyeri pada perut daerah luka
DO:
a. Nyeri tekan pada intra vesika urinaria
b. Pembesaran prostat
c. Px menyeringai
d. S: 36,5oC,
N: 86x/menit,
TD: 130/80mmhg BPH

Retensio urine total

Nyeri tekan intra vesika urinaria dan kelenjar prostat Gangguan nyaman nyeri b/d retensi urine
2. DS:
Klien mengatakan lemah, lesu, nyeri didaerah luka
DO:
a. k/u lemah
b. turgor kurang
c. mata cowong
d. TD: 130/80mmHg
N: 86x/menit
S: 36,5oC Retensio urine total

Inkontinansia paradoksa

Drainase cepat

Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan b/d drainase cepat kandung kemih
3. DS:
Klien mengatakan tidak bisa BAK secara normal, harus menggunakan kateter
DO:
a. Palpasi pembesaran vesika urinaria
b. Pembesaran kelenjar prostat
c. TD: 130/80mmHg
N: 86x/menit
S: 36,5oC Pembesaran prostat (BPH)

Pola & kualitas miksi berubah

Penyempitan Gangguan eliminasi urine b/d iritasi kateter


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO. Tgl. Muncul Diagnosa keperawatan Tgl. Teratasi TTD
1. 28-07-2009 Gangguan nyaman nyeri b/d distensi kandung kemih 30-07-2009
2. 28-07-2009 Kekurangan volume caoran b/d drainase cepat kandung kemih 30-07-2009
3. 28-07-2009 Gangguan eliminasi urine b/d iritasi kateter 3-07-2009



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Tgl Dx keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional Ttd
1. 28/07/09 Gangguan nyaman nyeri b/d distensi kandung kemih Setelah dilakukan perawatan 2x24jam nyeri px hilang - Nyeri hilan
- Tampak rileks
- Mampu untuk tidur - Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10) lamanya
- Plester selang drainasi pada paha dan kateter pada abdomen
- Perhatikan tirah baring bila diindikasikan
- Berikan tindakan kenyamanan mendorong penggunaan relaxsasi/ latihan napas dalam
- Dorong menggunakan rendam duduk - Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan/ keefektifan intervensi
- Mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis-sktoral
- Tirah baring mungkin diperlukan pada awal selama fase retensi akut, namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal dan menghilangkan nyeri kolik
- Meningkarkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping
- Meningkatkan relaksasi otot
2. 28/07/09 Kekurangan volume caoran b/d drainase cepat kandung kemih Menyeimbangkan volume cairan tubuh - Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi periver teraba pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab - Awasi keluaran dg hati-hati, tiap jam bila diindikasikan perhatikan keluaran 100-200ml/jam
- Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhan individu
- Awasi TD, nadi dg sering, evaluasi pengisian kapiler dan membran mukosa oral
- Tingkatan tirah baring dg kepala tinggi
- Kolaborasi dg tim medis dalam pemberian cairan melalui IV - Diuresis cepat dapat menyebabkan kekurangan volume total cairan, karena tidak cukupan jumlah natrium diabsorbsi dalam tubulus ginjal
- Px dibatasi pemasukan oral dalam upaya mengontrol gejala urinaria, homeostatik pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi atau hipovolimia
- Memampukan deteksi dini/ intervensi hipovolemik sistemik
- Menurunkan kerja jantung, memudahkan hemoistasis sirkulasi
- Bila pengumpulan cairan terkumpul dari area ekstrase luar natri dapat mengikuti perpindahan, menyebabkan hiponatremia.
2. 28-07-09 Gangguan eliminasi urine b/d iritasi kateter - - Kaji keluaran urine dan sistem kateter/ drainase khususnya selama irigasi kandung kemih
- Bantu pasien memilih posisi normal untuk berkemih
- Perhatikan waktu jumlah berkemih dan ukuran aliran setelah kateter dilepas, perhatikan keluaran rasa penuh rasa penuh kandung kemih
- Ukuran volume residu bila ada kateter suprabubih - Retensi dapat terjadi karena edema area bedah
- Mendorong pasase urine dan meningkatkan rasa normalitas
- Kateter biasanya dilepas 2-5 hari setelah bedah, tetapi berkemih dapat berlanjut menjadi masalah untuk bebepara waktu karena edema uretral dan kehilangan tonus
- Mengawasi kefektifan pengosongan kandung kemih residu dari 50ml



TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Tgl No.Dx Tindakan ttd
1. 29-07-09 1. - Melakukan anamnesa kepada px untuk memantau skala nyeri 5-6
- Mengajarkan tehnik distraksi relaksasi
- Melakukan pemasangan kateter
- Melakukan pemeriksaan TTV
- Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik
2. 29-07-09 2. - Mengukur eliminasi urine tiap jam
- Memberikan HE pada pasien untuk mengajarkan minum sesuai anjuran
- Melakukan pemeriksaan TTV
- Melakukan pemasangan infus sesuai indikasi
3. 29-07-09 3. - Memberikan HE kepada pasien untuk mencoba berkemih 2-4 jam bila dirasakan
- Mengobservasi aliran ukuran dan kekuatan urine
- Mengawasi waktu dan jumlah tiap berkemih
- Memberikan HE untuk banyak minum sampai 300ml tiap hari
- Memberikan HE kepada pasien untuk mengganti keteter tiap 4-6 hari untuk menghindari adanya iritasi


CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tgl Diagnosa Tindakan TTD
1. 28-07-09 Gangguan nyaman nyeri b/d distensi kandung kemih S:
pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
O:
k/u cukup, nyeri luka operasi +
febris -, mual -, muntah -, infus lancar
3way kateter +, diit TKTP→ bila kembung stop,
TD: 130/80, N: 86x/menit, S: 36,5oC
Tx: infus RL:DS
Inj. Cefotaxim 3x1, kalnex 3x1
Antalgin 3x1, vit.K 3x1
Ranitidin 3x1
A:
Mx teratasi sebagian
P:
R/ dilanjutkan
2. 28-07-09 Kurang volume cairan b/d drainase cepat kandung kemih S:
Px mengatakan nyeri pada luka operasi
O:
k/u cukup, luka operasi +, febris -,
muntah -, inf. Lancar, 3way cateter +,
diit TKTP→ bila kembung stop,
drain +, mobilisasi +, ma/mi +/+,
TD: 130/80, N: 86, S: 36,5
Tx: inf. RL.DS
Injek. Cefotaxime 3x1, kalnex 3x1
Antalgin 3x1, vit. K 3x1,
Ranitidik 3x1
A:
Mx tertasi sebagian
P:
R/dilanjutkan
3. 28-07-09 Gangguan eliminasi urinee b/d iritasi S:
Px megatakan nyeri luka operasi
O: k/u lemah, luka operasi, 3way kateter
Spal lancar, mobilisasi
Ma/mi +/+
Tx: infus RL:DS 2:!
Injek. Cefotaxime 3x1, Antalgin 3x1, Kalnex 3x1, Vit K, 3x1
A:
Mx teratasi sebagian

P:
R/dilanjutkan
 

Copyright © 2009 by blognya AJIE DOANKZ.....

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger