LAPORAN PENDAHULUAN
DEFINISI
Gagal ginjal kronis → kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung berlahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik)
Gagal ginjal kronis → ginjal sudah tidak mempunyai/ tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi siolah. Tidak dimulai
Gagal ginjal kronis → penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut.
Gagal ginjal kronis → merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun.
KLASIFIKASI
Sesuai dengan tes kreatinin klress, maka GGk dapat diklasifikasikan menjadi 4:
100 – 76 ml/ menit, disebut insufisiensi ginjal berkurang
75 – 26 ml/ menit, disebut insufiensi ginjal kronis
25 – 5 ml/ menit, disebut gagal ginjal kronik
< 5 ml/ menit, disebut gagal ginjal terminal
Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal 40% − 75%) tahap ini paling ringan, dimana faal ginjal masih baik, penderita masih belum merasakan gejala dan pemeriksaan laboratorium, faal ginjal masih dalam batas normal.
Stadium II
Insufrensi ginjal (faal ginjal antara 20% −50%) penderita dapat melakukan tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal kurang dari 10%), semua gejala sedah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala yang timbul, mual, muntah, nafsu makan menurun.
ETIOLOGI
Penyakit pareakin ginjal
Penyakit ginjal primer: Glumerulosetritis, Miolonefritis, Ginjal polikistik
Penyakit ginjal skunder: Nefritis lopu, Nefropati, Amilordosis ginjal
Penyakit ginjal obstruktif
Pembesaran prostat, Batu saluran kemih, refluk ureter. Secara garis besar penyebab gangguan dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk.
Obstruksi saluran kemih, Destruksi pembuluh darah, akibat diabetes dan hipertensi yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal
Hipertensi
Gangguan metabolisme
Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
Penyakit peradangan, lesi obstruksi pada troktus urinarius
MANIFESTASI KLINIK
Gangguan pernafasan
Odema
Hipertensi
Anoreksia, nausea, vomitus
Stomatitis
Letargi, apatis
Anemia
Perdarahan
WEB OF CAUTION
Pemeriksaan
Radiologi
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal
USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal
EKG untuk melihat kemampuan hipertropi vertikel kin tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit.
Diagnosa
Anemia berhububgan dengan penurunan produksi eritropeitin
Tujuan : terjadi peningkatan Hb
Kriteria hasil : kadar Hb dalam normal, perfusi jaringan baik, akral merah, hangat kering
Intervensi
Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
Anjurkan tidak menggaruk
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi dengan tim medis
Rasional
Kekeringan meningkatkan sensivitas kulit dengan merangsang ujung urat saraf
Garukan merangsang pelepasan listamin
Deteksi dini terhadap perkembangan
Gangguan pola pemenuhan O2 berhubungan dengan peningkatan cairan diparu
Tujuan : tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria hasil : stabilkan tekanan darah, diastol 100-140 dan sistol 70-90 mmHg
Intervensi
Monitor tekanan darah, nadi, O2
Berikan O2 sesuai indikasi
Kolaborasi dengan tim medis salam pemberian obat
Rasional
Adanya odema paru
Meningkatkan sediaan O2 pada miokardium
Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan produktivitas batuk khususnya malam hari
Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi
Kriteria hasil : klien mudah tidur, klien tenang, tidak pucat
Intervensi
Kaji tanda dan kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur
Kaji kebiasaan tidur pasien dirumah
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional
Untuk mengetahui apa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan tidur
Untuk mengetahui perubahan hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur
KOMPLIKASI
Hipertensi
Lufeksi traktus urinarius
Obstruksi traktus urinarius
Gangguan elektrolit
Gangguan perfusi keginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal
USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal
EKG untuk melihat kemampuan hipertropi vertikel kin tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit.
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Hemodialisa
USG
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan pelaksanaan rencana perawat yang telah dibutuhkan dengan maksud agar kebutuhan penderita terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh penderita itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau mungkin dapat dilaksanakan dengan bekerja sama antara tim kesehatan lainnya.
Misalnya: ahli gizi, dan fisioterapi. Hal ini sangat tergantung jenis tindakan tenaga perawat itu sendiri.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tertur dalam proses keperawatan, evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan penderita, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Adapun tujuan dalam rencana keperawatan tercapainya pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual, Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2: EGC. Jakarta
Carpenito, Lynda Jual, Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 6: EGC. Jakarta
Doengoes, Marylin E. Nursing Care Plans. F.A Davis Company. Philadelphia
Format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Pengkajian diambil :
No. Reg :
IDENTITAS
Nama paseien : Tn.”A”
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin: L
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Tukang Foto
Alamat :
Tgl MRS : 02 agustus 2009
Dx Medis : CKD
RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
Keluhan utama
Klien mengatakan sakit didaerah ginjalnya
Riwayat kesehatan sekarang
Px datang dengan keluhan nyeri daerah pinggang, nyeri sampai menjalar kekepala, akhirnya px merasa sakit kepala, dan pada tanggal 02 agustus 2009, pasien langsung dibawah k RSUD. Sidoarjo dan langsung ditempatkan diruang Mawar Kuning , dengan skala nyeri 4
Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan mempunyai penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, asam urat, kolesterol.
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI (11 POLA GORDON)
Pola persepsi kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan
Pola nutrisi dan metabolisme
Nafsu makan menurun, ada gangguan, ada perasaan mual muntah
Pola eliminasi
Pasien tidak bisa BAB dengan lancar
Pola aktivitas latihan
Klien hanya melakukan aktivitas tidur dan melakukan gerakan/ aktivitas ditempat tidur
Pola istirhat tidur
Pasien lebih banyak istirahat ditempat tidur
Pola kognitif
Pasien dapat mendengar dan melihat dengan baik
Pola konsep diri
Harga diri rendah akibat penyakit yang diderita dan kekurangan pengetahuan terhadap penyakitnya dan pasien mengalami stress dan cemas
Pola seksual reproduksi
Pasien tidak bisa lagi melakukan hubungan suami istri seperti sebelum sakit
Pola penanganan sterss
Pasien lebih memikirkan bagaimana sehat seperti dahulu
Pola hubungan peran
Pasien tidak bisa lagi dapat bekerja seperti biasa akibat penyakitnya
Pola keyakinan nilai-nilai
Pasien lebih banyak berdoa demi kesehatan/ kesembuhan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: lemah
Tanda-tanda vital : TD: 160⁄100, N: 84, S: 36,3oC
Kepala dan leher
Inspeksi: warna rambut hitam, tidak ada lesi/ ketombe
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Mata
Inspeksi: anemis, isokor, simetris, akomodasi baik
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi: simetris, tidak ada kotoran, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi: tidak ada benjolan
Telinga
Inspeksi: simetris: tidak ada serumen, tidak ada mastoiditis
Pelpasi: tidak ada benjolan
Leher
Inspeksi: simetris, bersih
Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Intergumen
Inspeksi: turgur kulit pucat, warna sawo matang
Palpasi: akral hangat
Thorak/ dada
Inspeksi: simetris, pola napas sedikit sesak
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: tidak ada wezing, ronchi
Perkusi: suara timpani, sonor
Abdomen
Inspeksi: tidak ada pigmentasi, simetris
Palpasi: turgor kulit menurun
Auskultasi: suara bising usus, peristaltik
Perkusi: adanya kembung
Pemeriksaan kelamin
Inspeksi: simetris, tidak menggunakan kateter
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Muskuluskletal
Gerakan sendi terbatas, kelemahan otot
Neurologi
Pasien mampu bergerak/ aktivitas, pasien mampu mendengar, melihat, dan merasakan kontak tubuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
Bun 72,7
Kreatin 11,4
Albumin 29,9
Natrium 132
Kalium 5,2
Diet HD 2100/2
Drip p2 100ml/1 N: 10 – 25 mg/dl
N: 0,8 – 1,5 mg/dl
N: 3,6 – 5,2 gr/ml
N: 135 – 45 mee/1
N: 3,5 – 3,5 mee/1
Penatalaksanaan
Ranitidin
As. Folat
Nabik
Ca Co3
Lasix
ANALISA DATA
No. Data penunjang Etiologi Masalah
1. DS: Px mengatakan batuk, mual, sesak napas
DO: dada mengalami nyeri
TD: 160/100, N: 84, S: 36,3 Gagal ginjal
↓
Penurunan ekrasi cairan
↓
Penumpukan cairan diparu
↓
Complien paru menurun
↓
Gangguan pemenuhan O2
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2
2. DS: Px pindah bisa tidur pada malam hari dikarenakan batuk produktif
DO: klien tampak batuk-batuk, mata cekung, kurang tidur Gagal ginjal
↓
Sekresi cairan menurun
↓
Penumpukan cairan dijaringan paru
↓
Peningkatan kelembapan paru
↓
Media terbaik pengembangan bakteri
↓
Batuk meningkat
Gangguan pola tidur b/d peningkatan produktifitas batuk, khususnya malam hari
3. DS: px mengatakan bahwa badanya terasa lemas dan lemah
DO: lemas, pucat, sianosis, mukosa kering Gagal ginjal
↓
Kerusakan glomurulus dan tubulus ginjal
↓
Kerusakan produktifitas eritropoitin
↓
Anemia
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Gangguan rasa nyaman b/d nyeri pada daerah pinggang yang ditandai wajah menyeringai Pemenuhan kebutuhan oksigen terpenuhi
KH:
Sesak berkurang
Odema paru tidak ada
Kulit hangat Kaji frekuensi, kedalam pernafasan, nafas bibir, kemampuan bicara
atasi aktifitas klien
posisi tempat nyaman,
batasi cairan yang masuk
kolaborasi dengan tim medis berguna dalam evaluasi nestress pernafasan
mempengaruhi keb. O2 telah banyak
pemenuhan O2 dapat terpenuhi
untuk tidak memperberat udara paru dan udara penyebab
supaya tidak memperberat udara semakin berkurang
2. Gangguan pola tidur b/d peningkatan prodekti mitos pada malam hari ditandai dengan batuk malam hari pemenuhan pola tidur pada malam hari
KH:
Px dapat tidur pada malam hari
Px tampak tenang dan wajah segar
Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi Kaji tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur klien
Kontrol penyebabnya pola tidur
Anjurkan px untuk menggunakan pengantar tidur dengan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat Untuk megetahui terpenuhinya/ tidaknya keb. Klien akibat kebutuhan pola tidur
Membatasi faktor penyebab dan pencetus terjadinya gangguan pola tidur
Pengantar tidur lebih mudah dalam jatuh dalam tidur dan relaksasi mengurangi ketegangan otot
Pemberian obat menerunkan produktifitas batuk klien
3. Anemia b/d menurunnya produktivitas eritropin ditandai dg keadaan lemas Terjadinya peningkatan hemoglobin
KH:
Kadar Hb dalam bentuk normal
Perfusi jaringan baik
Akral hangat Kaji riwayat nutrisi
Observasi dan catat masukan makanan
Pemberian vit. Dan suplemen mineral
Pemberian transfusi Menghindari definisi mempertimbangkan kemungkinan intervensi
Menggerakkan masukan kalori dan kualitas kurangnya konsumsi makanan
Untuk meningkatkan dan mempercepat pembentukan hemoglobin
Meningkatkan Hb dengan menambah komponen darah dalam tubuh
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN
1 Gangguan Pemenuhan Oksegen S: px mengatakan tidak sesak, batuk+, mual+, kaki kana sulit digerakkan, susah tidur
O: k/u lemah
Makan/minum: _⁄+, BAN/BAK: _⁄+
Infus: wida RL
A: m/ teratasi sebagian
P:R⁄dilanjutkan
2 Gangguan Pola Tidur S: px mengatakan tidak bisa tidur badannya terasa lemas
O: k/u cukup
Ma/mi: _⁄+, BAB/BAK: _⁄+
A: masalah teratasi sebagian
P:R/ dilanjutkan
3 Anemia S: px mengatakan badanya lemas
O:k/u cukup
Ma/mi: -/+, BAN/BAK: -/+,
Mual +, muntah -
A:masalah teratasi sebagian
P:R/ dilanjutkan
Browse » Home » » LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN KASUS CKD (GAGAL GINJAL)